Mengenal Driando Ahnan, Pria yang Populerkan Tempe ke Luar Negeri

Driando Ahnan-Winarno mengguncang dunia dengan gerakan bertajuk “Indonesia Tempe Movement”.

337
0
Driando Ahnan

Seorang peneliti muda Indonesia bernama Driando Ahnan-Winarno, PhD, mengguncang dunia dengan gerakan bertajuk “Indonesia Tempe Movement”. Secara eksklusif, Driando menceritakan awal mula dirinya membuat gerakan ini dan membawa makanan asli Klaten, Jawa Tengah, tersebut kini sangat mendunia.

Beliau mengatakan bahwa ide ini awalnya tercetus ketika risiko kanker di keluarganya cukup tinggi. Pasalnya, nenek buyutnya tutup usia usai terkena kanker.

Sumber foto: Instagram @driando

“Sebagai mahasiswa, saya banyak kegalauan sebenarnya pada waktu itu. Satu, masalah kesehatan. Karena di keluarga saya itu risiko kanker sangat tinggi. Kakek saya bahkan harus mengoperasi nenek buyut saya di garasi, dan akhirnya dia trauma serta menjadi ilmuwan pangan,” ceritanya.

Nah, ini menggerakkan hati saya untuk mengetahui makanan apa sih, yang bisa dikonsumsi untuk meminimalisir tertular penyakit kanker dan ternyata itu adalah tempe,” kata Driando ketika diwawancarai secara eksklusif oleh tim Redaksi OPPAL, Kamis, 27 Oktober 2022.

Pria yang mendapat gelar doktor di usia 27 tahun ini juga mengatakan, awalnya ia membuat gerakan Indonesia Tempe Movement karena merasa gemas terhadap banyak masyarakat yang tidak mau mengonsumsi tempe, meski tempe memiliki segudang manfaat yang ada di dalamnya.

Sumber foto: Instagram @driando

“Jadi, awal pembuatan tempe movement ini adalah berangkat dari kegemasan ya. Saya menemukan fakta bahwa tempe ini adalah makanan yang kaya akan gizi, banyak manfaat, dan lain sebagainya. Saya gemas kan, kenapa sudah ada makanan yang sebagus ini tapi orang-orang enggak mau konsumsi. Jadi saya mikir, kalau saya bikin gerakan tempe, maka tempe mungkin akan jadi keren. Jadi, tujuan hidup saya mau bikin tempe keren saja,” ucap Driando kepada Redaksi OPPAL seraya tersenyum.

Lebih jauh, ternyata hasil olahan dari produk tempe ini bukan hanya seperti tempe orek dan tempe mendoan. Ada juga tempe biji duren, tempe kacang merah, hingga tempe petai!

Sumber foto: Instagram @driando

“Tempe ini bisa diolah tanpa batas sih mas, jadi tempe ini bisa diolah menjadi tempe kacang merah, tempe kacang koro, tempe kacang hijau, bahkan tempe biji duren, tempe petai. Jadi bahannya bisa diganti, tapi pengolahannya tetap mirip. Bahkan, semua olahan daging bisa digantikan dengan tempe,” ujar Driando lebih jauh.

Pria yang mendapat gelar doktor dari University of Massachusetts Amherst, Amerika Serikat, ini juga bercerita tentang kisahnya menimba ilmu di sana. Ia bahkan sempat menjadi tukang cuci piring dan diusir dari apartemen karena tidak memiliki biaya.

“Jadi saya nekat ke Amerika untuk belajar, saya bongkar tabungan, keluarga juga support, karena biaya kuliah di sana itu miliaran per tahun, mahal banget. Saya pernah kerja di dapur, tinggal di apartemen orang, sampai pernah diusir juga dari apartemen,” kata Driando.

Sumber foto: Instagram @driando

Bahkan, ia juga sempat membuat tempe sendiri untuk dikonsumsi secara pribadi ketika tinggal di Amerika.

“Di sana (Amerika) saya belajar bikin tempe sendiri. Karena sebagai makanan murah kan, tinggal beli kedelai aja habis itu saya fermentasi sendiri. Kalau bosan, ya tinggal ganti kacangnya saja. Ada tempe, ada nasi, ada sambal, ya udah deh, udah enak banget,” tutup Driando.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *