Otomotif dan transportasi adalah satu dari sekian industri yang paling terdampak saat pandemi, dan baru-baru ini diperkirakan mencapai tingkat pre-krisis. Dengan tren yang terus berevolusi, pelaku otomotif didorong untuk menerapkan strategi digital-first dan berinovasi untuk memenuhi permintaan konsumen, yang kini mulai mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam keputusan membeli kendaraan, termasuk untuk kendaraan listrik.
Kini lebih banyak komuter yang lebih memilih opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan. Menurut laporan Google Year in Search 2022, minat penelusuran untuk “kendaraan terelektrifikasi” mengalami kenaikan sebesar 80%, termasuk ketertarikan terhadap “mobil hybrid” dan “sepeda listrik” yang masing-masing meningkat hingga 100%.
Menurut siaran pers dari Google yang OPPAL terima pada 16 Februari 2023 lalu, peningkatan juga terlihat dengan beberapa jenis kendaraan listrik lainnya yang dipaparkan pada gambar di bawah ini:
Selain itu, seiring dengan peningkatan minat terhadap kendaraan terelektrifikasi, di sisi lain, maraknya mobilitas ini pun menjadi faktor yang turut menimbulkan kekhawatiran. Masyarakat seperti semakin disadarkan dan mulai mempertimbangkan isu-isu terkait sehingga memengaruhi pilihan transportasi mereka.
Beberapa isu tersebut seputar transportasi dan mobilitas juga terlihat meningkat.
- Penulusuran terkait “tarif tol” yang tercatat mengalami peningkatan penelusuran sebesar 20%.
- Penelusuran terkait “harga bensin” yang meningkat lebih dari 20%.
- Penelusuran terkait “kenapa macet” juga naik lebih dari 40%.
Oleh karena alasan tersebut, masyarakat Indonesia pun mulai mencari alternatif lain seperti kendaraan umum sebagai transportasi pilihan mereka. Dapat dilihat dengan minat masyarakat terhadap:
- Penelusuran “kereta” yang meningkat lebih dari 60%.
- Penelusuran “busway” dengan peningkatan lebih dari 70%.
- Penelusuran “MRT” yang meningkat 70%.
- Penelusuran “ride hailing” yang meningkat 40%.
