Museum Nasional Jakarta, Wisata Edukatif yang Kian Modern

Pembayarannya kini sudah bisa menggunakan QRIS, lho!

321
0

Hari sangat terang dan matahari terasa bak di atas kepala kala langkah kaki menuju ke Museum Nasional yang berada di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Usai memarkirkan kendaraan, kami langsung menuju loket pintu masuk untuk membeli tiket.

“Selamat siang,” kata petugas Museum Nasional menyapa kami saat sampai di depan loket. Lantas sapaan tersebut kami jawab dengan senyum lebar sambil menanyakan harga tiket masuk.

“Rp15.000,- untuk keliling di dalam Museum Nasional. Pembayarannya bisa pakai QRIS ya,” ucap petugas itu. Wah, canggih juga ya sudah bisa pakai QRIS.

Foto di depan Museum Nasional / Dok. OPPAL

Biasanya museum sangat identik dengan tempat yang “ketinggalan” zaman. Namun, Museum Nasional mematahkan stigma itu.

Usai membeli tiket, kami berjalan menuju ruangan pertama yang seakan menjadi “gerbang selamat datang” di Museum Nasional. Kami dihadapkan oleh dua peta Indonesia dengan ukuran yang cukup besar.

Dalam peta tersebut, ada keterangan “Peta Suku Bangsa di Indonesia” dan “Peta Bahasa-Bahasa Daerah Indonesia”. Jika dilihat lebih dekat, kamu akan menemukan sebaran suku yang ada di Indonesia beserta dengan keterangan suku itu berasal dari mana.

Foto peta besar yang ada di Museum Nasional / Dok. OPPAL

Begitu pula dengan Peta Bahasa Daerah Indonesia, terpampang data yang menggambarkan bahwa banyak sekali bahasa daerah yang ada di negeri ini. Dan semuanya itu tercatat dengan rapi dalam gambaran peta yang cukup besar.

Dok. OPPAL

Masih di ruangan yang sama, kami dihadapkan kepada informasi tentang keunikan adat istiadat yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Mata kami tertuju kepada dua buah patung laki-laki yang memakai baju adat khas Toraja, benar saja tebakan kami.

Kedua patung pria itu memang berasal dari Suku Toraja yang ada di Sulawesi dengan keterangan “Arca Arwah Tau Tau”. Dilihat dari deskripsinya, Tau Tau adalah arca arwah yang dibuat untuk kaum bangsawan Toraja yang sudah meninggal dan bakunya adalah kayu nangka yang khusus diambil dari hutan.

Foto patung Toraja yang ada di Museum Nasional / Dok. OPPAL

Selain itu, pandangan kami tertuju kepada sosok foto laki-laki yang berasal dari Suku Dayak yang ada di Kalimantan. Ternyata foto ini bercerita tentang “Tato Dayak”, pada masyarakat Dayak memang bertato memiliki fungsi yang sakral, yaitu sebagai salah satu proses dalam inisiasi seseorang.

Selain itu, tato juga berfungsi sebagai penanda status sosial, penangkal roh jahat, penangkal penyakit, dan penerang jalan seseorang ketika ia wafat. Semakin banyak tato pada tubuh masyarakat Dayak, maka semakin terang pula jalan yang akan dilalui di dunia kematian.

Foto laki-laki Dayak / Dok. OPPAL

Langkah kami terus berlanjut hingga masuk ke sebuah ruangan yang menceritakan tentang kekayaan alam Indonesia yang didominasi oleh lautan. Tidak hanya itu, di sisi lain dari ruangan ini juga dihelaskan bahwa Indonesia merupakan negeri agrarian yang sangat kaya dengan hasil alamnya.

Kamu akan mendapatkan beberapa informasi tentang kekayaan laut Indonesia, seperti ikan asli dari Indonesia itu apa saja, hewan darat asli Indonesia apa saja, dan hasil bumi Indonesia apa saja seperti jagung, cengkih, dan lain sebagainya.

Ruangan ini juga dibuat sedemikian rupa sehingga menampilkan visualisasi yang sangat luar biasa. Ketika kami masuk, kami dibuat seperti sedang berada di kampung halaman.

Dok. OPPAL

Masuk ke ruangan berikutnya, kami disajikan oleh penjelasan tentang Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil laut yang begitu melimpah. Di dalam ruangan ini juga kamu akan diberikan informasi seputar alat yang digunakan masyarakat Indonesia pada dahulu kala untuk mengurus sawah dan menangkap ikan.

Bahkan, ada satu perahu yang terbuat dari kayu besar dan biasanya digunakan oleh masyarakat Papua untuk mengarungi sungai. Bentuk dari perahu ini dibuat sama persis dengan apa yang ada pada dahulu kala. Ini menjadi pemandangan paling menarik yang ada di Museum Nasional.  

Dok. OPPAL

Museum Nasional menjadi salah satu lokasi wisata edukatif yang ada di Ibu Kota Jakarta. Oleh karenanya, tempat ini tidak pernah sepi pengunjung dan selalu ada saja tamu yang datang hanya untuk sekadar belajar sejarah di Museum Nasional.

Kami berjumpa dengan seorang ibu yang sedang berjalan bersama dua orang puteranya mengelilingi Museum Nasional. Ia mengatakan sengaja membawa anaknya untuk berwisata ke Museum Nasional.

“Museum Nasional ini kan bagus banget ya, tempatnya nyaman bersih, enak deh pokoknya. Jadi ya cocok untuk bawa anak saya ke sini sekalian ajarin tentang sejarah juga. Begini lho, dulu asal muasalnya,” ujar Bu Eni yang berasal dari Jakarta Utara.

Melihat dari website resmi Museum Nasional (museumnasional.or.id), saat ini ada sekitar 1900-an benda-benda bernilai sejarah dan terdiri dari tujuh jenis koleksi, yaitu prasejarah, arkeologi masa klasik atau Hindu-Budha, numismatik dan heraldik, keramik, etnografi, geografi, dan sejarah.

Wahhh, banyak sekali ya koleksi yang ada di Museum Nasional ini. Tempat ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menghabiskan waktu libur bersama keluarga atau shabat. Selain healing, kamu juga bisa mendapatkan berbagai macam informasi peradaban yang ada di Indonesia lho, gengs.

Yuk, habiskan akhir pekan kamu di berbagai museum yang terletak di Jakarta, seperti Museum Nasional.

Baca Juga: “Melihat Ratusan Koleksi Kain Batik di Museum Batik Indonesia

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *