Profil 5 Tokoh yang Dianugerahkan Gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah

Dari dokter pribadi Soekarno hingga Raja Paku Alam VIII, ini lima Pahlawan Nasional terbaru.

248
0
Bendera Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah akan memberikan anugerah gelar pahlawan pada lima tokoh. Hal ini juga disampaikan Pak Mahfud MD lewat akun Twitternya.

“Twips, Pemerintah akan anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putera pejuang dan pengisi kemerdekaan Indonesia. Kepada daerah-daerah dan institusi-institusi warisannya dipersilakan melakukan tahnian (syukuran),” ujar Pak Mahfud.

Penganugerahan gelar pahlawan ini bakal diadakan di Istana Negara pada 7 November 2022.

Berikut adalah nama-nama beserta profil kelima tokoh yang dianugerahkan gelar pahlawan nasional.

1. Dr. dr. HR Soeharto (Jawa Tengah)

Dokter Soeharto
Dr. dr. H R Soeharto / Sumber: YouTube Geronimo Production

Dr. dr. HR Soeharto atau Dokter Soeharto diketahui sebagai dokter pribadi Soekarno sejak masa sebelum kemerdekaan. Pria dengan nama lengkap Soeharto Sastrosoeyoso ini lahir pada 24 Desember 1908 di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah.

Sebelum menjadi dokter Bung Karno, Dokter Soeharto juga pernah menjabat Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas. Namanya pun turut tercatat sebagai salah satu pendiri bank pertama di tanah air, Bank Negara Indonesia (BNI). Dirinya juga ikut serta dalam pembangunan kawasan Sarinah Thamrin dan Hotel Indonesia.

Jika kamu tahu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Soeharto tercatat menjadi salah satu penggagas dalam berdirinya IDI pada 1950. Dia juga merupakan pelopor yang menginisiasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.

Sebelum wafat pada tahun 2000, dr Soeharto ditunjuk menjadi ketua pertama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

2. KGPAA Paku Alam VIII (Yogyakarta)

Adipati Ario Praboe Soerjodilogo
Raja Paku Alam VIII

BRMH Sularso Kunto Suratno adalah Raja Paku Alam VIII yang diangkat menjadi KPH Prabu Suryodilogo pada 4 September 1936.

Semasa jabatannya selama 61 tahun, dirinya mengeluarkan amanat bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Melalui amanat itu, Paku Alam VIII dan Hamengkubuwono IX sepakat untuk menggabungkan Daerah Kesultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesepakatan ini disetujui oleh Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta.

Kemudian, pada 13 April 1937, dirinya ditahbiskan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo, yang mana menggantikan mendiang ayahnya. Namun, pasca kedatangan tentara Jepang pada 1942, ia mulai menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Lahir di Pakualaman pada 10 April 1910, Paku Alam VIII menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School Yogyakarta, Christelijke MULO Yogyakarta, AMS Afdeling B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta).

3. dr. R Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat)

Raden Rubini Natawisastra lahir 31 Agustus 1906 di Bandung, Jawa Barat. Dirinya mendapatkan pendidikan kedokteran dari STOVIA. Setelah lulus dari STOVIA tahun 1930, Rubini mengabdikan dirinya sebagai dokter di Jakarta.

Pada tahun 1934, dr. Rubini pindah ke Pontianak. Di sana, ia ditugaskan sebagai Kepala Kesehatan Pontianak. Selama bertugas di Pontianak, ia sangat peduli akan kesehatan masyarakat Kalimantan Barat. Rubini juga diketahui kerap melakukan pengobatan dengan mengunjungi pedesaan dan pedalaman yang terpencil.

Tak hanya menjalani profesinya sebagai dokter, Rubini juga aktif mendukung perjuangan kemerdekaan lewat jalur politik. Dirinya bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra).

Selain itu, dr. Rubini memiliki istri bernama Ny. Amalia, dan dikaruniai lima anak perempuan.

4. H Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara)

H Salahuddin bin Talabuddin
H Salahuddin bin Talabuddin / Dinas Sosial Halmahera Tengah

H Salahuddin bin Talabuddin merupakan sosok yang selama 32 tahun telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila. Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, mengusulkan namanya sebagai pejuang di masa pra dan pasca kemerdekaan.

H Salahuddin Talabuddin lahir di Desa Gemia, Kecamatan Patani, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, tahun 1874.

Tahun 1928, dirinya masuk Serikat Islam yang dibentuk di Ternate pada 1925 dengan pengikut yang cukup banyak. Dia lolos dari penangkapan pemerintah Belanda saat pemberontakan, namun akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Boven Digoel, Papua.

Salahuddin adalah seorang pemimpin yang punya karisma dan sangat berwibawa. Atas perjuangannya, dia ditetapkan pemerintah sebagai Pahlawan Nasional.

5. KH Ahmad Sanusi (Jawa Barat)

KH Ahmad Sanusi lahir pada tanggal 18 September 1889 di Desa Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. KH Ahmad Sanusi merupakan ulama besar dengan ciri khas peci hitamnya.

Sebagai anggota BPUPKI, KH Ahmad Sanusi adalah salah satu orang yang mendorong kompromi agar Indonesia tak menjadi negara agama maupun sekuler. Bersama Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh lainnya, KH Ahmad Sanusi mendorong Indonesia menjadi negara kebangsaan yang berideologi Pancasila.

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *