Gaya Hidup Minimalis Bisa Tingkatkan Kepercayaan Diri, Benarkah?

211
0

Siapa yang selama ini bertanya-tanya soal caranya meningkatkan kepercayaan diri?

Ternyata, kepercayaan diri itu ada hubungannya dengan gaya hidup minimalis seseorang lho! 

Dokter Linda Papadopoulos seorang psikolog yang juga anggota Dewan Kepercayaan Diri (Confidence Council), SmileDirectClub, menyoroti adanya hubungan antara gaya hidup minimalis dengan kepercayaan diri. 

Hal ini tidak terlepas dari adanya gelombang baru yang menjadi tren di masyarakat untuk mulai mencari kehidupan yang bermakna dengan hanya memiliki barang-barang yang memang bermanfaat. 

Lebih lanjut, Dokter Linda menjelaskan bahwa adanya asosiasi terhadap hubungan psikologis serta hal-hal material yang berada di sekeliling kehidupan masing-masing pribadi. 

Tanpa sadar, adanya keterikatan itu berawal dari hal kecil seperti dalam hubungan emosional yang berlebihan terhadap suatu objek benda.

Maksud hubungan emosional di sini adalah mempertahankan suatu benda karena suatu memori masa lalu, misal benda tersebut memiliki kenangan karena diberi orang tua ataupun kekasih tersayang. 

Memang tidak salah menyimpan kenangan indah dan sentimental, tetapi penting juga kamu tidak terlalu terikat dengan material. 

Sebab, kebiasaan tersebut bisa berujung pada kemungkinan ekstrem menimbun barang-barang tidak penting. 

Membahas tentang hubungan kepercayaan diri dan minimalisme, sebenarnya kecenderungan untuk hidup minimalis tidak hanya semata-mata dinilai dari sifat kepercayaan diri. 

Biasanya, orang yang minimalis cenderung ingin memiliki kejelasan dan keteraturan dalam hidupnya.

Orang yang hidup minimalis memiliki kepandaian dalam menjaga ketertiban untuk menghargai ruang privasi masing-masing.

Namun, bergaya hidup minimalis juga tidak lepas dari Decluttering atau diartikan sebagai merapikan barang-barang yang berada di sekeliling. 

Maknanya dalam inventaris kehidupan adalah karena dalam prosesnya kamu akan terbiasa mencatat barang apa yang dibutuhkan dan tidak.

Tanpa sadar hal itu menjadi sebuah proses psikologis penting yang dapat mengarahkan seseorang untuk mengevaluasi bagaimana perubahan diri sendiri dan keterlibatannya dengan lingkungan sekitar. 

Akhirnya,  kepercayaan diri akan meningkat begitu juga kesejahteraan psikis. 

Pada dasarnya, gerakan minimalis adalah tentang estetika, seperti dalam penataan ruangan, ada perasaan bahwa ruangan yang bersih dan sesuai tatanan yang diciptakan bisa menghasilkan pikiran yang jernih.

Lantas, bagaimana bila kamu justru kewalahan dengan banyak barang dan kamu tidak bisa memilih yang mana menjadi prioritasmu? Jawabannya adalah lakukan seluruh proses secara perlahan. Jangan mencoba langsung merombak seluruh isi rumah. 

Mulailah dari merapikan ruang yang kecil, seperti laci meja dan seleksi barang yang masih atau tidak berguna. 

Kalau jawabannya kebanyakan tidak, mungkin sudah waktunya kamu membuangnya atau menyimpannya di sebuah kotak baru.

Menata rumah dan memilah barang yang dibutuhkan atau tidak, sama halnya dengan menjalin hubungan. Kamu harus mempertimbangkan efek nilai ke dalam hidup, bukan 

bukan tentang berapa lama kamu memiliki barang tersebut.

Perubahan menjadi minimalis sebaiknya jangan langsung dilakukan secara mendadak, mulailah secara perlahan dengan proses yang membuat kamu nyaman. 

Terkadang kamu hanya perlu melihat dalam hidup dan berpikir apakah kamu terlalu banyak mengutamakan kepentingan emosional untuk hal-hal yang bersifat materi atau tidak. 

Sikap terlalu terikat antara perasaan dan benda kemungkinan sinyal bahwa kamu tidak terlalu percaya diri. 

Aturan umumnya adalah menjadi teratur atau decluttering dapat membantu kebanyakan orang yang ingin mulai mengedepankan gaya hidup minimalis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *