Legenda Kasidah Nasida Ria Mengentak Panggung di Jerman

166
0

47 tahun malang melintang di kancah musik tanah air, tidak membuat Nasida Ria kendur dalam membuat penonton berdendang dan berjoget. Para pengunjung acara seni bergengsi Documenta Fifteen di Jerman menjadi saksinya.

18 Juni 2022, di sebuah panggung yang berdiri dalam ajang Documenta Fifteen di Kassel, Jerman, para penonton memberikan respons positif terhadap sebuah grup musik yang tampil. Ini bukanlah grup pop atau rock yang memilki basis penggemar yang besar dan tersebar di berbagai penjuru dunia. Ini adalah grup kasidah legendaris asal Semarang yang telah berkiprah sejak tahun 1975, Nasida Ria.

Penonton yang menghadiri pameran seni kontemporer yang berlangsung lima tahunan itu ternyata menikmati alunan lagu-lagu yang dibawakan oleh Nasida Ria. Tidak kurang dari sembilan lagu menghibur penonton selama satu jam, termasuk nomor-nomor yang menjadi hits seperti Perdamaian, Kota Santri, Bom Nuklir, Keadilan, dan Dunia Dalam Berita.

Meski penonton didominasi oleh para bule yang tidak memahami lirik lagu dalam bahasa Indonesia yang dibawakan oleh Nasida Ria, bukan halangan bagi mereka untuk berjoget. Mereka tampak larut dalam liukan nada dan entakan irama yang dihembuskan oleh lagu-lagu Nasida Ria. Agar penonton lebih memahami apa yang disampaikan Nasida Ria melalui lirik-lirik lagu mereka, tersedia layar di samping kanan dan kiri panggung yang menyuguhkan lirik dalam bahasa Jerman. 

Keseruan perjalanan Nasida Ria di Jerman ini bisa kamu lihat di akun Instagram resmi mereka: @nasidariasemarang. Selain Nasida Ria, nama Indonesia juga diwakili oleh kolektif seni ruangrupa yang bertindak sebagai direktur artistik Documenta Fifteen.

Documenta Fifteen sendiri merupakan penyelenggaraan ke-15 dari Documenta yang berlangsung sejak 8 Juni hingga 25 September 2022. Documenta didirikan oleh seniman, guru, dan kurator Arnold Bode pada tahun 1955 sebagai bagian dari Bundesgartenschau (Federal Holticultural Show) yang bertempat di Kassel. 

Kembali ke Nasida Ria. Saat terbentuk 47 tahun lalu, Nasida Ria dipimpin oleh H. Malik Zain dan istrinya Hj. Mudrikah Zain. Nama Nasida Ria berasal dari Nasyid dan Ria. Misi grup ini adalah untuk menyebarkan dakwah dan kebaikan dengan cara bermusik. Saat itu, Nasida Ria terdiri dari 9 orang personil: Hj. Mudrikah Zain, Rien Jamain, Musyarofah, Umi Kholifah, Nur Ain, Nunung, Mutoharoh, Alfiyah, dan Kudriyah. 

Di awal kariernya, Nasida Ria hanya mengandalkan rebana. Namun seiring waktu, musik yang mereka mainkan juga diperkaya oleh gitar, bass, dan biola. Album perdana Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dirilis pada tahun 1978. Di era 80-an, Nasida Ria mendulang sukses berkat album kelima yang memuat dua lagu klasik, Perdamaian dan Kota Santri.

Kini, Nasida Ria beranggotakan 12 orang ibu-ibu: Hj Rien Djamain, Hj. Hamidah, Hj. Nadhiroh, Hj. Nurhayati, Hj. Nurjanah, Hj. Thowiyah, Hj. Afuwah, Sofiyatun, Titik Mukaromah, Uswatun Khasanah, Nazla Zain, dan Alfiatul Khoiriyah. Penampilan mereka di Jerman bukanlah yang pertama kalinya. Pada tahun 1994, Nasida Ria diundang oleh Haus untuk tampil di Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) di Berlin. Dua tahun kemudian, Nasida Ria kembali manggung di Jerman dalam Festival Heimatklange. Selain di Jerman, Nasida Ria juga pernah naik panggung di Malaysia pada tahun 1998. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *