Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, akan Kembali dibuka untuk komersial pada September 2022. Bandara Halim Perdanakusuma sebelumnya ditutup pada akhir Januari 2022 karena dilakukan revitalisasi. Alasan dilakukannya revitalisasi adalah karena penurunan kualitas elemen bandara, terutama pada landasan pacu.
Menteri Perhubungan Bapak Budi Karya Sumadi juga memastikan hal tersebut. “Secara teknis, runway Bandara Halim Perdanakusuma sudah bisa digunakan secara terbatas untuk latihan militer dan penerbangan VIP mulai 13 Juli 2022, dan September nanti sudah bisa digunakan untuk komersial,” kata Pak Menhub Budi.
Selain itu, Pak Menhub juga mengatakan, penggunaan landasan secara terbatas ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Pak Menhub Budi Karya Sumadi juga memastikan, jika ada kekurangan, maka akan segera diperbaiki.
Bandara Halim Perdanakusuma direvitalisasi untuk memperbaiki fasilitas sisi darat, maupun udara, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
Pak Budi juga mengapresiasi kepada sejumlah pihak, yaitu Kementerian Pertahanan, Kementerian PUPR, Angkasa Pura II, kontraktor pembangunan, dan jajaran Kemenhub yang telah mendukung dengan baik selama pengerjaan.
Seperti dikutip dari CNN Indonesia, pekerjaan sisi udara di antaranya adalah landasan pacu (runway), landas hubung (taxiway), dan landas parkir ditargetkan selesai pada akhir Juli 2022.
Bandara Halim Perdanakusuma punya nilai sejarah di dunia penerbangan di Indonesia. Seperti apa? Berikut kilas sejarahnya.
Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma
Bandara Halim Perdanakusuma sudah ada sejak tahun 1928 dengan nama awal Bandara Cililitan. Nama tersebut sesuai dengan lokasi Cililitan yang berdekatan dengan letak bandara.
Dikutip dari Detik Travel, Bandara Halim ini pertama kali digunakan oleh maskapai milik kolonial Belanda di Indonesia dengan rute penerbangan pertama dilakukan ke Batavia – Bandung, Batavia – Semarang yang dilakukan pada 1 November 1928.
Lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada 17 Agustus 1952. Hal ini dilakukan untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Selain dijadikan sebagai pangkalan militer, Bandara Halim juga berfungsi sebaga bandara sipil utama di Jakarta bersamaan dengan Bandara Kemayoran. Meski demikian, bandara ini harus membagi penerbangan internasional dengan Bandara Kemayoran karena padatnya jadwal dan rute penerbangan di Halim.
Tak hanya itu, Bandara Halim Perdanakusuma juga sempat ditunjuk untuk menggantikan peranan Bandara Kemayoran yang semakin padat. Namun, kala itu, pemerintah punya solusi lain untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu membangun bandar udara baru di Cengkareng yang kelak diberi nama Bandara Soekarno-Hatta.
Bandara Halim mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil setelah Bandara Kemayoran ditutup dan tidak beroperasi lagi. Hal ini juga dilakukan untuk berfokus terhadap kepentingan militer.
Bandara Halim Perdanakusuma awalnya menjadi bandara yang hanya melayani penerbangan VVIP dan charter flight. Namun, sejak 10 Januari 2014, bandara ini beroperasi menjadi bandara komersial untuk sementara, untuk membantu penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang padat.
Kehadiran Bandara Halim Perdanakusuma ini sangat membantu, baik untuk pertahanan negara atau untuk penerbangan pribadi maupun komersil. Bandara yang terletak di kawasan Jakarta Timur ini juga dikelola langsung oleh Angkasa Pura dan Angkatan Udara Indonesia.
Perlu diketahui juga, bahwa hingga saat ini Bandara Halim Perdanakusuma menjadi satu-satunya bandara yang masih beroperasi di Kota Jakarta.
