Idola Virtual: Idola Fiktif yang Terasa Nyata

Idola virtual adalah tokoh fiksi yang digambarkan dengan karakter animasi atau avatar virtual

502
0
Nino Star Editor

Hai Oppal Gengs! Pertama-tama, saya mau minta maaf dulu karena artikel ini terlambat untuk dirilis. Jujur saja beberapa bulan terakhir ini jadwal manggung RAN bikin saya harus suntik vitamin terus, hehehe.

Perlu diketahui, quarter terakhir setiap tahun selalu menjadi masa paling sibuk untuk musisi. Bulan ini saja ada 17 panggung yang harus RAN singgahi. Belum lagi siaran tiap pagi dan produksi lagu bersama laleilmanino (maaf ya jadi curhat 😅).

Di tengah kelelahan yang tidak main-main ini, saya menyempatkan diri melakukan riset tentang musik di era kemajuan teknologi. Kamu tahu enggak, ternyata ada musisi yang enggak akan capek tampil walaupun manggung berkali-kali, lho! Kenapa? Karena mereka bukan manusia tapi idola virtual.

Idola virtual adalah tokoh fiksi yang wujudnya digambarkan dengan karakter animasi atau avatar virtual. Tentunya pengisi musik atau suaranya tetap musisi asli.

Baca Tulisan Nino soal Ingar Bingar Konser

Bagi kamu yang umurnya kurang lebih sama dengan saya, ketika bicara soal idola virtual, kamu pasti langsung teringat dengan Gorillaz. Band yang dimotori Damon Albarn (Blur) ini sudah berdiri sejak 1998 dan masih berjaya hingga hari ini (meskipun sekarang mereka sudah tampil sebagai manusia di atas panggung).

Di Jepang, ada Hatsune Miku, virtual idol yang juga sudah beberapa kali menggelar konser. Nama Hatsune Miku sendiri diambil dari gabungan kata “Hatsu” yang berarti pertama, “Ne” yang berarti suara, dan “Miku” yang berarti masa depan. Secara harfiah, Hatsune Miku berarti “Suara pertama dari masa depan”. Keren, ya!

Vokal Hatsune Miku dibentuk melalui program teknologi synthesizing suara bernama Vocaloid. Jadi, suaranya lahir melalui sample suara penyanyi asli yang diprogram kembali. Luar biasa, kan?

Sekarang pertanyaannya: Idola virtual sudah ada sejak kapan, sih? 90-an akhir? 2000-an? Nah, dari yang saya baca, ternyata idola virtual pertama kali tercatat hadir di tahun 1958, gengs.

Baca Lagi Tulisan Nino soal Budaya Membaca Credit

Kalian pasti pernah dengar yang namanya Alvin and the Chipmunks, kan? Yes! Film kartun itu! Alvin dan saudara-saudaranya juga nge-band di serial mereka dengan suara manusia yang dibuat seolah mirip dengan tupai. Hebat, ya.

Nah, di Indonesia sendiri, kita juga punya juga musisi virtual lho, gengs. Setidaknya ada tiga musisi virtual Indonesia yang saya tahu. Yang pertama adalah Timur, sebuah grup musik virtual karya teman-teman Double Deer yang sudah merilis beberapa single. Kamu bisa langsung simak karyanya melalui berbagai platform.

Berikutnya ada G/A/T/E, tokoh-tokoh bernuansa manga/anime ciptaan SunEater yang masih sangat misterius. Sampai hari ini, kita masih harus menunggu musiknya rilis, tapi akun media sosial mereka sudah bisa kalian ikuti.

Terakhir, ada Laverda Salsabila alias “Lav Caca”, pedangdut metahuman pertama di Indonesia yang diperkenalkan oleh Denny Caknan beberapa bulan yang lalu.

Secara teknis rasanya hampir tak ada batasan kreativitas bila kita bicara soal idola virtual. Bentuk audio visual yang lahir pun bisa dibuat segila-gilanya. Meskipun tokohnya fiktif, tapi yang namanya musik selalu nyata.

Baca juga Tulisan Nino soal Daur Ulang Lagu

Idola virtual bisa jadi merupakan hal yang lumrah di masa yang akan datang. Belum lagi bila kita bicara web3 yang rasanya semakin dekat. Banyak sekali kejutan-kejutan yang pastinya menanti kita di sana. Mari kita giring terus musik Indonesia agar pelaku dan penikmatnya bisa maju bersama! Sekian dulu ya, oppal genks, saya lanjut istirahat dulu, hehehe. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Love,

Nino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *