Tonggak Perjuangan Kaum Muda: Sumpah Pemuda dan Gedung Sumpah Pemuda

Untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, mengunjungi museum bisa menjadi ide yang menarik untuk menghabiskan waktu kala akhir pekan.

242
0
Febrian

Sumpah Pemuda merupakan hasil dari keputusan Kongres Pemuda II yang diselenggarakan selama dua hari, yakni 27—28 Oktober 1928 di Batavia – yang kini telah berubah nama menjadi Jakarta. Digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), keputusan ini menegaskan cita-cita akan “tanah air Indonesia”, “Bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”.

Berikut isi dari Sumpah Pemuda:

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Peninggalan dari perjuangan dan pemikiran para pemuda tersebut masih bisa kamu temukan di Museum Sumpah Pemuda yang ada di bilangan Jakarta Pusat. Menurut catatan yang ada, Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian. Rumah tersebut didirikan pada permulaan abad ke-20.

Tulisan Febrian soal Pink Beach

Dikenal juga sebagai Gedung Kramat, pada tahun 1908 tempat ini sempat disewa oleh para pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu, tempat ini dikenal dengan nama Commensalen Huis.

Mahasiswa yang pernah tinggal adalah para tokoh ternama, seperti Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Mohammad Amir, dan masih banyak lainnya.

Sejak tahun 1927, Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni tempat tersebut.

Mulai waktu inilah, tempat yang semula diberi nama Langen Siswo tersebut diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan). Nah, barulah di tahun 1928, gedung ini menjadi lokasi gelaran Kongres Pemuda II.

Pada tanggal 3 April 1973, setelah bergonta-ganti pemilik, Gedung Kramat 106 kemudian dipugar oleh Pemda DKI Jakarta. Pemugarannya selesai pada 20 Mei 1973, kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.

Tulisan Febrian soal Batik

Kini, di museum Sumpah Pemuda, kamu bisa melihat diorama yang menceritakan perjuangan para pemuda kala menggelar Kongres Pemuda II di masa lalu. Tak hanya itu, ada juga benda-benda lainnya seperti biola milik W.R. Supratman, piringan hitam berisi rekaman lagu Indonesia Raya, dan lainnya.

Untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, mengunjungi museum bisa menjadi sebuah ide yang menarik untuk menghabiskan waktu kala akhir pekan, sekaligus mempertajam kembali rasa bangga kita terhadap Indonesia. Sebagai generasi muda yang bisa membangun bangsa menjadi lebih baik dan ikut bangga terhadap tanah air, mari kita sama-sama mengingat kembali perjuangan para pendahulu kita!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *