Suka ngerasa cuaca akhir-akhir ini ekstrem banget? Siang terik malam hujan? Atau pagi hujan siang terik? Ternyata hal ini dipengaruhi oleh kemunculan siklon tropis Herman. Ha? Apaan tuh?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan siklon tropis Herman ini ada di wilayah selatan Jawa. Adanya siklon Herman ini juga memengaruhi perubahan cuaca yang ada di Indonesia.
BMKG juga mengatakan bahwa siklon tropis Herman ini terpantau ada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, dengan kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb) bergerak ke arah timur sampai tenggara.
Arti Siklon Tropis Herman
BMKG selaku pihak berwenang yang mengetahui tentang hal ini mengatakan bahwa siklon tropis Herman adalah salah satu jenis badai dengan kekuatan yang cukup besar. Radius dari badai ini memiliki rata-rata jarak itu 150 sampai dengan 200 km.
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya memiiki suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 derajat Celsius. Selain itu, angin kencang yang berputar di dekat pusatnya juga mempunyai kecepatan angin lebihd ari 63 km/jam.
Masa hidup dari siklon tropis ini sebenarnya tidak lama, berkisar antara 3 sampai 18 hari. Sebab, energi siklon sendiri didapat dari lautan yang hangat, maka siklon tropis akan melemah ketika bergerak memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Kenapa Nama-nama Badai Identik sama Nama Manusia?
Kamu pasti pernah dengar badai siklon Herman, Henri, Elsa, Sandy, Jose, Grace, Katrina, dan lain sebagainya? Pasti seenggaknya pernah denger dua nama dari nama-nama badai itu. Badai memang selalu dinamai dengan nama manusia.
Menurut para ahli meteorologi dunia, badai memang harus diberikan nama yang berbeda agar masyarakat mudah mengingatnya dan bersiaga jika ada ancaman badai datang.
Penamaan nama badai menggunakan nama manusia ini adalah karena nama manusia tidak akan habis dan tidak memiliki batas. Jadi, akan cukup digunakan untuk menamai badai-badai baru yang mungkin datang.
Baca juga: “Cegah Hujan Badai, BPBD DKI Modifikasi Cuaca dengan Teknik Prematurkan Awan“
Badai pertama kali di dunia diberi dengan nama santo atau orang suci. Badai yang terjadi di Puerto Rico di hari perayaan orang suci itu diberi nama badai San Felipes pada tahun 1876.
Lalu, pada tahun 1900-an para ahli meteorologi dari Australia menerapkan sistem baru dengan menamai badai dengan panggilan-panggilan wanita.