Legenda Teater Indonesia Tutup Usia, Selamat Jalan Pak Nano Riantiarno

Nano Riantarno merupakan pendiri Teater Koma.

164
0
Nono Riantiarno

Kabar duka datang dari dunia teater Indonesia. Pasalnya, pendiri Teater Koma dan juga legenda teater dalam negeri, Norbertus Riantiarno, tutup usia pada Jumat, 20 Januari 2023. Kabar ini dukacita ini langsung diberikan oleh akun instagram @teaterkoma dalam insta story.

“Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, suami, ayah, kakak, guru kami tercinta, Norbertus (Nano) Riantiarno, di rumah beliau, pada pagi hari, Jumat, 20 Januari 2023, pukul 06.58 WIB. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau,” tulis akun @teaterkoma dalam insta story.  

Unggahan tersebut juga menyertakan rumah duka dari Alm Norbertus Riantiarno yang disemayamkan di daerah Bintaro, Jakarta Selatan.

“Rumah Duka: Sanggar Teater Koma, Jalan Cempaka Raya No. 15, Bintaro, Jakarta Selatan,” tambah keterangan akun @teaterkoma.

Norbertus (Nano) Riantiarno adalah tokoh teater nasional yang lahir 6 Juni 1949 di Cirebon, Jawa Barat. Sangking cintanya dengan dunia teater, Nano Riantiarno melanjutkan studi di Akademi Teater Indonesia (ATNI) pada tahun 1967.

Pada tahun 1977, beliau mendirikan salah satu sanggar teater ternama Indonesia dengan nama Teater Koma. Semasa hidupnya, sang legenda Nano Riantiarno sudah membuat kurang lebih 50 naskah drama, 30 skenario film, dan beberapa novel dan cerpen.

Hal lain yang menarik dari seorang Nano Riantarno adalah suka menampilkan tokoh dari kalangan kelas sosial menengah bawah untuk menjadi talent-nya. Entah apa sebenarnya maksud dari beliau ini, namun hal ini nampaknya membuat Nano Riantiarno sangat terkenal di golongan masyarakat tersebut.

Bahkan, Pak Nano juga pernah memanggungkan karya penulis kelas dunia, seperti Woyzeck/Georg Buchner, The Threepenny Opera dan The Good Person of Shechzwan/Bertolt Brecht, The Comedy of Error dan Romeo Julliet/William Shakespeare, Women in Parliament/Aristophanes, Animal Farm/George Orwell, The Crucible/Arthur Miller, Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog/Moliere, The Marriage of Figaro/Beaumarchaise.

Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta periode 1985-1990. Pak Nano Riantiarno juga pernah menjadi anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk KIAS (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat) pada 1991-1992 serta menjadi anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia pada tahun 2004 silam.

Baca Juga: “Selamat Jalan untukmu Mak Nyak, Terima Kasih Atas Karyamu Selama Ini

Dengan segudang prestasi beliau, maka tak heran nama Norbertus Riantiarno menjadi legenda teater Indonesia. Selamat jalan legend! Terima kasih sudah memberikan peninggalan berharga untuk dunia teater Indonesia.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *