Sejarah Baju Imlek Cheongsam: Cermin Kebangkitan Perempuan Tiongkok

Cheongsam menjadi salah satu fenomena penting di dunia mode, di mana para intelek berusaha untuk menyerukan pendidikan perempuan.

287
0
Cheongsam

Perayaan Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Tiongkok biasanya diwarnai dengan tradisi dan kebiasaan yang khas. Sebut saja, pakaian berwarna serba merah, buah jeruk, hingga barongsai. Selain itu, yang juga banyak dikenakan adalah baju congsam, atau dikenal juga sebagai pakaian tradisional Tiongkok, cheongsam.

Well, cheongsam ini juga disebut dengan Qipao, sebutan yang digunakan dalam bahasa Mandarin. Menurut laman Kissly, dari sejarahnya, baju cheongsam ini berasal dari Shanghai pada tahun 1920-an.

Cheongsam
Ilustrasi foto Cheongsam/shutterstock

Cheongsam menjadi salah satu fenomena penting di dunia mode, yang diadopsi oleh banyak perempuan muda mulai dari pelajar sampai selebritas. Sejarah pakaian ini identik dengan busana khas perayaan Tahun Baru Imlek yang disebut juga sebagai salah satu cermin kebangkitan perempuan Tiongkok modern di abad ke-20.

Cerita baju cheongsam ini berawal dari penggulingan Dinasti Qing dan berdirinya Republik Cina pada tahun 1912. Nah, di pertengahan 1910-an dan awal 1920-an, para intelektual di Tiongkok mulai berontak terhadap nilai-nilai tradisional, vokal dalam menyerukan soal demokrasi dan nilai-nilai standar dunia Barat, termasuk emansipasi dan pendidikan perempuan.

Cheongsam
Ilustrasi baju Cheongsam/shutterstock

Nah, masuknya perempuan di sistem pendidikan inilah yang menjadi gerbang pembuka masuknya cheongsam. Baju ini awalnya hadir dengan siluet yang lebih longgar dibandingkan yang biasa kita lihat zaman sekarang.

Baju cheongsam akhirnya berkembang menjadi busana yang lazim dipakai oleh para perempuan di kota-kota besar, seperti Shanghai, Beijing, Hong Kong, dan Taiwan.

Cheongsam awalnya dibuat menggunakan bahan sutra tradisional, tapi seiring perkembangan dunia garmen, bahannya diganti dengan material tekstil kontemporer yang lebih murah. Dari segi desain, motif border tradisional tentunya tetap mendominasi. Selain itu, pola geometris dan art deco juga cukup diminati.

Anyway, pakaian ini ternyata juga pernah mengalami penurunan minat, gengs. Enggak lama setelah kebangkitan pemerintah, cheongsam dianggap sebagai identitas kaum borjuis dan menghilang dari kehidupan sehari-hari di daratan Tiongkok. Bahkan, di jalan-jalan Shanghai sampai ada patrol buat memastikan enggak ada yang memakai cheongsam.

Popularitas cheongsam akhirnya kembali naik di era koloni Inggris di Hong Kong pada tahun 1950-an. Baju ini juga dijadikan sebagai pakaian sehari-hari saat itu. Apalagi dengan pengaruh industri fesyen Eropa, baju ini tampak biasa dipadukan dengan high heels, serta aksesori tambahan seperti clutch bag dan white gloves.

Cheongsam
Outfit baju Cheongsam/shutterstock

Tahun 1970, cheongsam enggak lagi dipakai sebagai pakaian sehari-hari bagi sebagian besar perempuan Tiongkok. Hal itu terjadi karena masuknya pakaian-pakaian barat yang diproduksi secara massal dan bahkan dijual dengan harga jauh lebih murah ketimbang cheongsam.

Cheongsam pun kebanyakan dipakai saat acara spesial saja, seperti perayaan Imlek, tapi tetap menjadi pakaian yang signifikan dalam sejarah mode perempuan Tiongkok.

Itulah dia sejarah singkat mengenai pakaian Imlek, cheongsam. Kamu sendiri masih suka mengenakan pakaian cheongsam untuk merayakan Tahun Baru Imlek, enggak?

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *