Telekinesis di Serial Stranger Things Mungkinkah Nyata?

330
0

Serial andalan Netflix yang menjadi kesayangan banyak orang di dunia ini memang karya fiksional. Namun, mungkinkah ‘stranger things’ yang ada di dalamnya sebenarnya adalah ‘strange but true’?

Sejak Stranger Things musim pertama dirilis oleh Netflix pada Juli 2016, serial ini langsung menyita perhatian dan menjadi perbincangan. Seiring kesuksesannya, Stranger Things pun terus menggulirkan kisahnya hingga musim keempat yang dirilis pada 27 Mei lalu untuk bagian pertama, dan 1 Juli mendatang untuk bagian kedua. 

Ada elemen-elemen yang mengambil porsi besar dalam penceritaan Stranger Things yang membaurkan fiksi ilmiah, horor, drama, dan nostalgia era 80-an ini. Menjelma sebagai signature yang begitu melekat, sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dalam penggambaran pertarungan klasik antara si baik dan si jahat. Terkesan sebagai produk imajinasi, tetapi menyulut spekulasi akan kebenarannya. Apa saja?

Telekinesis

Telekinesis merupakan kemampuan untuk memengaruhi dan mengendalikan obyek (benda maupun makhluk hidup) dengan menggunakan kekuatan pikiran, mulai dari menggerakkan, mengangkat, membengkokkan, mematahkan, hingga menghancurkan. Istilah lainnya adalah psikokinesis atau mind over matter

Penggemar Stranger Things sudah pasti familiar bahwa telekinesis adalah kemampuan super yang dimiliki oleh sang protagonis utama, Eleven. Eleven sendiri bukanlah yang karakter yang pertama kali tampil sakti mandraguna dengan telekinesis. Sebelumnya sudah ada Carrie dalam film Carrie (1976), Jean Grey dalam kisah X-Men, Sara dalam Race to Witch Mountain (2009), dan tiga tokoh utama dalam Chronicle (2012).

Dari sisi sains, pada tahun 1930-an hingga 1940-an, seorang peneliti di Duke University bernama J.B Rhine melakukan penelitian tentang telekinesis. Ia melakukan serangkaian uji coba yang ingin memperlihatkan bahwa hasil lemparan dadu bisa berubah dengan kekuatan pikiran. Namun, banyak ditemukan kesalahan pada penelitian Rhine, dan para peneliti lain gagal untuk mendapatkan hasil yang sama seperti dalam penelitian Rhine. 

Banyak peneliti mengungkapkan bahwa data-data tentang telekinesis masih jauh dari standar bukti ilmiah. Peneliti Russell Targ dalam bukunya The Reality of ESP (2012) menyatakan bahwa bukti laboratorium untuk telekinesis cukup lemah. 

Dimensi Alternatif

Stranger Things memperkenalkan sebuah dimensi alternatif bernama The Upside Down yang eksis secara paralel dengan dunia yang dihuni manusia. Dari The Upside Down ini, muncullah makhluk-makhluk jahat, yaitu Mind Flayer, Demogorgons, dan Vecna. 

Dimensi alternatif, atau semesta paralel, atau yang kini lebih dikenal dengan istilah multiverse merupakan sebuah hipotesis mengenai kemungkinan adanya ragam alam semesta lainnya yang berdampingan dengan alam semesta yang kita tinggali saat ini. Para fisikawan mengajukan sejumlah teori yang mengeksplorasi bagaimana semesta paralel bisa tercipta. 

Ada teori tentang alam semesta yang terus mengembang hingga tercipta alam semesta lain. Ada teori lainnya tentang gelembung alam semesta yang mengembang secara terpisah setelah terjadinya Big Bang. Ada pula teori tentang Daughter Universes atau Many Worlds Theory yang meyakini bahwa alam semesta menciptakan salinan untuk setiap kemungkinan hasil dari sebuah situasi yang terjadi. 

Baik telekinesis maupun dimensi alternatif sampai saat ini belum memiliki bukti ilmiah yang solid dan valid. Sampai itu terjadi, mari kita menikmatinya dalam bentuk sajian fiksi yang menghibur. 

Sumber Foto: cnet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *