Gunung Merapi, Mitos hingga Sejarah Letusan Sepanjang Masa

Ada juga mitos Gunung Merapi mulai dari Mbah Petruk hingga Mbah Maridjan.

198
0
Gunung Merapi

Gunung Merapi tercatat sebagai gunung api paling aktif yang ada di Indonesia dan terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ketinggian dari Gunung Merapi selalu berubah seiring aktivitas vulkanik yang mempengaruhi bentuk puncaknya.

Sampai saat ini, Gunung Merapi tercatat memiliki ketinggian puncak 2.930 mdpl pasca erupsi besar di tahun 2010 kemarin.

Letak persis Gunung Merapi sendiri berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah, yakni di Kabupaten Klaten sisi tenggara, Kabupaten Magelang di sisi baratnya serta Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur.

Lokasi yang mudah dijangkau dengan pemandangan yang luar biasa cantik membuat Gunung Merapi menjadi salah satu tujuan pendakian dan wisata yang sangat populer.

Mitos dan Istilah di Gunung Merapi

Sebagai gunung api yang aktif, Gunung Merapi memiliki sejumlah mitos dan kepercayaan dari masyarakat sekitar.

Pertama soal sosok Mbah Petruk, dikisahkan bahwa setiap Gunung Merapi erupsi selalu muncul sosok Mbah Petruk. Biasanya sosok Mbah Petruk muncul dalam bentuk asap atau wujud lainnya.

Mbah Petruk diasosiasikan adalah tokoh dalam pewayangan Punakawan, yakni Petruk, anak dari Semar.

Selain itu, ada juga istilah Wedhus Gembel. Istilah ini adalah awan panas yang keluar dari kawah Gunung Merapi dan meluncur ke sekitarnya.

Awan panas ini sangat berbahaya, karena suhunya dapat mencapai 1.000 derajat celsius.

Kemudian ada juga kuncen atau juru kunci Gunung Merapi. Kuncen yang terkenal saat Gunung Merapi erupsi pada 2010 adalah Mbah Maridjan, yang tewas dalam erupsi tersebut. Kini kuncen tersebut dipegang oleh anaknya, Mbah Asih.

Sosok kuncen ini penting karena segala aktivitas terkait Gunung Merapi perlu persetujuan seorang kuncen. Diibaratkan antara Gunung Merapi yang dikenal sebagai Jagad Gedhe atau rumah dewa dan kuncen adalah yang berkomunikasi dengannya.

Sejarah Seputar Letusan Gunung Merapi

Gunung Merapi sempat pernah memiliki puncak tertinggi bernama Puncak Garuda yang runtuh saat gempa tahun 2010. Jauh sebelum itu, sebuah catatan memberikan bukti kalau Gunung Merapi sebagai gunung api muda yang ada di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.

Melihat laman PVMBG, sejarah letusan Gunung Merapi terbagi menjadi empat periode yaitu Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Muda, dan Merapi Baru.

Foto Gunung Merapi/Unsplash

Periode Pra Merapi dimulai sejak sekitar 700.000 tahun lalu menyisakan jejak Gunung Bibi (2025 mdpl) yang masih terlihar berada di lereng timur laut Gunung Merapi.

Berlanjut kepada Periode Merapi Tua, aktivitas dari Gunung Merapi menyisakan Bukit Turgo dan Plawangan yang lokasinya ada di lereng sebelah selatan.

Para periode Merapi Muda kurang lebih 8.000 sampai dengan 2000 tahun lalu, menyisakan kenampakan Bukit Batulawang dan Gajahmungkur yang berada di lereng utama Gunung Merapi serta Kawah Pasar Bubar.

Foto Gunung Merapi/Unsplash

Pada periode ini juga diperkirakan ada sebuah letusan besar yang terjadi. Sementara untuk periode Merapi Baru, ditandai dengan terbentuknya kerucut puncak Merapi yang disebut sebagai Gunung Anyar pada bekas kawah Pasar Bubar yang dimulai kurang lebih 2000 tahun lalu.

Setelah itu, letusan Gunung Merapi baru ditemukan tercatat pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-17. Sejak tahun 1600-an tercatat Gunung Merapi sudah meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata meletus dalam 4 tahun.

Foto Gunung Merapi/Unsplash

Masa istirahat terpanjang Gunung Merapi yang pernah tercatat juga adalah selama 18 tahun yaitu pada abad ke-18 dan abad ke-19. Meski demikian, ditemukan pula fakta bahwa masa istirahat ini berpengaruh kepada indeks letusannya, namun lebih tergantung kepada sifat kimia magma dan sifat fisika magma.

Pada erupsi besar di 14 Juni 2006 yang menghancurkan dusun Kaliadem, terjadi sebuah perubahan arah letusan ke arah tenggara dengan membentuk bukaan kawah yang mengarah ke Kali Gendol. Selanjutnya pada 2010, terjadi letusan eksplosif disertai dengan awan panas dan dentuman yang kembali menelan ratusan korban, termasuk sang juru kunci Mbah Maridjan.

Baca juga: “Kenali Tanda Gunung Akan Erupsi dan Apa yang Perlu Kamu Lakukan

Terbaru, Gunung Merapi kini sedang berstatus siaga usai erupsi yang terjadi pada Sabtu (11/3). Tidak sampai di situ, erupsi Gunung Merapi juga kembali terjadi pada Minggu (12/3) pagi. Arah awan panas guguran atau APG mengarah ke Kali Bebeng atau Krasak, ucap BNPB dalam sebuah keterangan tertulis.

Stay safe untuk teman-teman yang ada di sekitar Gunung Merapi ya. Semoga kalian semua baik-baik saja.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *